Etnolinguistik: Pengertian, Sejarah dan Tokoh Penting

Apakah bahasa membentuk budaya atau sebaliknya? Lalu Apa pengaruh bahasa terhadap persepsi dan pemikiran? Simak penjelasan selengkapnya

Etnolinguistik merupakan bagian dari linguistik antropologis, yakni studi tentang keterkaitan antara bahasa dengan perilaku budaya penuturnya. Beberapa pertanyaan yang khas ketika hendak mempelajari etnolinguistik adalah:

Apakah bahasa membentuk budaya atau sebaliknya?

Apa pengaruh bahasa terhadap persepsi dan pemikiran?

Bagaimana pola bahasa berhubungan dengan pola budaya?

Yap, tiga pertanyaan itu seringkali diajukan oleh sarjana Jerman yakni Johann Gottfried von Herder dan Wilhelm von Humboldt dan para pengikutnya dalam tradisi idealis-romantisme.

Etnolinguistik: Pengertian, Sejarah dan Tokoh Penting

Kemudian juga muncul di Amerika Serikat sebagai hasil penemuan struktur yang sangat berbeda dari Bahasa Indian Amerika, seperti yang digambarkan oleh ahli antropologi bahasa Edward Sapir dan Benyamin L.Whorf.

Mereka memperhatikan, misalnya, bahwa suku Eskimo memiliki banyak kata untuk “salju”, sedangkan suku Aztec menggunakan satu istilah saja untuk merujuk konsep “salju.”

Gagasan mengenai struktur suatu bahasa dapat mengkondisikan cara berpikir penutur bahasa itu dikenal sebagai Hipotesis Whorfian, meskipun terdapat banyak kontroversi atas validitasnya.

Bahasa memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Bahasa tanpa budaya tidak akan berkembang dengan baik, begitu pula kebudayaan tidak akan terwujud tanpa adanya bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa sebagai cerminan budaya. Di mana ada sebuah budaya, maka di tempat tersebut pula ada peradaban bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya.

Budaya merupakan hasil dari ekspresi yang teraktualisasi dalam berbahasa dengan wujud kongkret cipta dan karsa.

Bahasa sebagai alat pengembangan budaya, jalur penerus kebudayaan dan inventaris ciri-ciri kebudayaan, sedangkan ilmu yang mengkaji seluk beluk hubungan aneka pemakaian bahasa dengan pola kebudayaan dalam masyarakat tertentu atau ilmu yang mencoba mencari hubungan antara bahasa, penggunaan bahasa dan kebudayaan adalah etnolinguistik.

Mengkaji bagaimana bahasa digunakan dalam konteks sosial dan bagaimana bahasa itu mencerminkan dan membentuk praktik dan kepercayaan budaya. Kajian etnolinguistik bersifat interdisipliner, yang mengacu pada antropologi, sosiologi, linguistik, dan disiplin lain untuk memahami aspek budaya dan sosial bahasa.

Pengertian Etnolinguistik

Etnolingustik berasal dari kata etnologi dan linguistik, yang lahir sebagai penggabungan antara pendekatan oleh etnolog atau antropolog budaya dengan pendekatan linguistik.

Etnolinguistik dapat digolongkan menjadi dua yaitu, (1) kajian linguistik yang memberikan sumbangan bagi etnolog dan (2) kajian etnologi yang memberi sumbangan bagi linguistik.

Kajian tentang masalah kebahasaan suatu masyarakat merupakan fenomena budaya, yang dapat dipakai sebagai pemahaman suatu budaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa 

Dari pengertian tersebut mengandung dua aspek penting yang saling berhubungan yaitu antara bahasa dengan budaya masyarakat. Etnolinguistik adalah studi tentang hubungan antara bahasa, budaya dan masyarakat.

Duranti

Duranti (1997:1-2) mengistilahkan etnolinguitik dengan antropologi linguistik (Lingistik Antropologi) atau disebut juga dengan (Anthropological Linguistics) yang didefinisikan sebagai studi tentang bahasa sebagai suatu sumber budaya dan tuturan sebagai kebiasaan atau praktek budaya.

Foley

Sejalan dengan Konsep tersebut, Foley (1997) dalam Syarifuddin (2008:103), mengungkapkan bahwa linguistik antropologi adalah disiplin ilmu yang bersifat interpretatif yang lebih jauh mengupas bahasa untuk menemukan pemahaman budaya.

Mbete

Pandangan tersebut juga dipertegas oleh Mbete (2004) bahwa linguistik kebudayaan sesungguhnya adalah bidang ilmu interdisipliner yang mengkaji hubungan kovariatif antara struktur bahasa dan kebudayaan suatu masyarakat).

Kelahiran etnolinguistik tersebut, sangat erat berkaitan dengan hipotesis “Sapir-Whorf”. Hipotesisis tersebut ialah “relativisme bahasa” (language relativism) dari pikiran Boas (Sampson dalam Edi Subroto, dkk 2003:6) hipotesis tersebut menyatakan bahwa bahasa manusia membentuk atau mempengaruhi lingkungan persepsi manusia akan realitas lingkungannya atau bahasa manusia mempengaruhi lingkungan dalam memproses dan membuat kategori-kategori realitas di sekitarnya (Sampson dalam Edi Subroto, dkk 2003:6). 

Tafsir dari hipotesis tersebut, bahwa bahasa mempengaruhi pola tindakan yang dilakukan masyarakat, yang mencerminkan dari realitas berfikir manusia terhadap lingkungannya.

Istilah lainnya aspek budaya manusia, nilai–nilai yang terkandung dalam budaya suatu kelompok, group atau etnik tertentu dicerminkan dalam berbahasa.

Atau dengan kata lain secara lebih umum bahasa dapat mencerminkan identitas suatu bangsa dan makna secara lebih khusus bahasa merupakan cermin suatu daerah tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi etnolinguistik di atas, maka dapat diambil benang merah bahwa pada intinya etnolinguistik merupakan alat penelaah data-data kebahasaan yang digunakan untuk menilik fenomena budaya suatu masyarakat etnis tertentu

Fenomena kebahasaan tersebut berhubungan dengan unsur-unsur budaya, yang meliputi tujuh unsur selain unsur yang berupa bahasa. Ketujuh unsur budaya itu ialah 1) sistem religi; 2) sistem kemasyarakatan; 3) sistem pengetahuan; 4) sistem bahasa; 5) sistem kesenian; 6) sistem mata pencaharian; 7) sistem teknologi.

Catatan Tambahan

Bahasa merupakan bagian integral dari budaya maka para etnolinguis mempelajari bagaimana bahasa digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan praktik, dan bagaimana bahasa mencerminkan dan membentuk budaya.

Bahasa dan budaya saling membentuk. Etnolinguis berpendapat bahwa bahasa dibentuk oleh budaya, dan budaya dibentuk oleh bahasa.

Bahasa dan budaya itu dinamis. Etnolinguis mengamati dan mempelajari bagaimana bahasa dan budaya berubah dari waktu ke waktu, dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti globalisasi, migrasi, dan perubahan teknologi.

Bahasa dan budaya bersifat spesifik konteks. Maka penting bagi etnolinguis untuk mempelajari bagaimana bahasa dan budaya bervariasi dalam konteks sosial yang berbeda, seperti jenis kelamin, usia, kelas, dan etnis.

Bahasa dan budaya saling berhubungan dengan aspek lain dari masyarakat, seperti halnya politik, ekonomi, dan agama.

Maka bidang kajian ini penting karena dapat membantu untuk memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan praktik, dan bagaimana hal itu mencerminkan dan membentuk budaya. Ini juga membantu untuk memahami bagaimana bahasa dan budaya berubah dari waktu ke waktu, dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh konteks sosial yang berbeda.

Tokoh Penting Etnolinguistik

Wilhelm von Humboldt

Wilhelm von Humboldt merupakan seorang filsuf yang juga seorang diplomat jerman yang lahir pada 22 Juni 1767, Potsdam, Prusia (Jerman). Ia sangat dihargai pada awal abad ke 20 atas kontribusinya terhadap pengembangan studi mengenai bahasa.

Wilhelm von Humboldt berpendapat bahwa bahasa adalah aktivitas yang karakter dan strukturnya mengekspresikan budaya dan individualitas pembicara, dan dia juga menegaskan bahwa setiap individu memandang dunia pada dasarnya melalui media bahasa.

Berdasar pada argumennya ia nampak memprediksi adanya perkembangan sekaitan dengan bahasan etnolinguistik.

Humboldt meninggal mungkin tanpa menyelesaikan pekerjaan besar dalam hidupnya, sebuah studi tentang bahasa Jawa Kawi kuno, yang kemudian diedit oleh saudaranya dan J. Buschmann pada tahun 1836, berisi pengantar

Über die Verschiedenheit des menschlichen Sprachbaues: und ihren Einfluss auf die geistige Entwickelung des Menschengeschlechts

(Eng. trans. On Language: The Diversity of Human Language-Structure and Its Influence on the Mental Development of Mankind)

Mengenai perbedaan bahasa dan pengaruhnya terhadap perkembangan umat manusia, sebuah esai yang disebut sebagai buku teks filsafat wicara. Tulisan linguistik lainnya, bersama dengan puisi dan esai tentang estetika mata pelajaran, diterbitkan oleh saudaranya dalam tujuh jilid (1841–1852). 

Edward Sapir

Edward Sapir adalah seorang anthropologis-linguis terkemuka yang berasal dari Amerika, tokoh kelahiran 26 Januari 1884, merupakan figur penting pada awal perkembangan linguistik dan memiliki kontribusi yang luar biasa dalam mempelajari Bahasa Indian Amerika Utara.

Seorang pendiri etnolinguistik, yang mempertimbangkan hubungan budaya dengan bahasa, ia juga merupakan pengembang utama sekolah linguistik struktural (deskriptif) di Amerika.

Berdasarkan latar belakang pendidikannya di Universitas Columbia, tentunya ia juga dipengaruhi oleh pemikiran antropolog terkenal Franz Boas, yang mengarahkan perhatiannya pada kemungkinan yang kaya dari antropologi linguistik. 

Dari tahun 1910 hingga 1925 Sapir menjabat sebagai kepala antropologi untuk Museum Nasional Kanada, Ottawa, di mana ia memberikan kontribusi tetap pada etnologi. Salah satu monografnya yang lebih penting menyangkut perubahan budaya di antara orang Indian Amerika (1916).

Sapir berpendapat bahwa manusia memahami dunia terutama melalui bahasa. Dia menulis banyak artikel tentang hubungan bahasa dengan budaya.

Deskripsi menyeluruh tentang struktur linguistik dan fungsinya dalam berbicara cukup memberikan wawasan mengenai kemampuan perseptif dan kognitif manusia dan membantu menjelaskan perilaku yang beragam di antara orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.

Edward Sapir juga melakukan banyak penelitian di bidang linguistik komparatif dan historis. Seorang penyair, penulis esai, dan komposer, serta seorang sarjana yang brilian, Sapir menulis dengan gaya yang tajam dan jernih yang membuatnya mendapatkan reputasi sastra yang cukup besar. 

Demikian artikel mengenai etnolinguistik, mulai dari pengertiannya hingga tokoh-tokoh yang menginisiasi kajian tersebut, semoga dapat menambah wawasan anda, bila ada hal yang ingin ditanyakan, mari diskusikan bersama melalui kolom komentar, atau bisa menghubungi admin dengan mengakses halaman kontak.

Kalian juga bisa menambah wawasan dengan mengakses daftar rujukan di bawah ini.

Daftar Rujukan

Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2023, January 22). Edward Sapir. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Edward-Sapir

Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2016, February 22). ethnolinguistics. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/ethnolinguistics

Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2022, June 18). Wilhelm von Humboldt. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Wilhelm-von-Humboldt

Sugianto, A. (2017). Etnolinguistik: Teori dan Praktik. Ponorogo: CV. Nata Karya.

Baca Juga:

Tentang Penulis

Hidup adalah untaian makna dari kata yang ditulis semesta

Posting Komentar

Mari kita diskusikan bersama...
Gunakanlah kata-kata yang sopan, dengan tidak menggunakan unsur-unsur kekerasan, sara, dan menyudutkan seseorang. Terima Kasih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
[]