Kali ini penulis akan kembali menganalisis sebuah cerpen yang bertemakan kesedihan, ataupun penyesalan diri. Pesan yang dibawa dari cerpen ini pun tersampaikan dengan baik. Nah buat sobat tweeters yang belum membaca cerpennya, silahkan Klik Tautan Ini
Analisis Cerpen Pemetik Air Mata Melalui Kritik Feminisme Sosialis
“Bila sebutir bergulir jatuh, mereka akan buru-buru menadahkan dengan cawan itu. Begitu tersentuh jari-jari mereka yang ajaib, setiap butir air mata akan menjelma menjadi Kristal”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya seseorang yang bekerja menjadi wanita malam pun, sebenarnya memiliki kesedihan yang sangat mendalam, banyak dari mereka yang pura pura bahagia di depan pelanggan, padahal hati mereka sakit dan terpaksa kesedihan mereka harus mereka tutupi.
“Mereka tinggal di ceruk-ceruk gua purba. Kesanalah butir-butir air mata yang dipetik itu dibawa, di selisir ulir batu alir, diantara galur batu kapur, berselubung tirai marmer bening yang licin dan basah, di jelujur akar-akar kalsit yang bercabang di langit-langit stalagtit, peri-peri itu membangun sarang, butir-butir air mata itu di tata menjadi sarang mereka, serupa istana-istana kecil yang saling terhubung jembatan gantung yang terbuat dari untaian air mata. Di langit-langit gua itu pula butir-butir air mata itu dironce terjuntai menyerupai jutaan batu Kristal yang berkilauan”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya
ada sebuah tempat khusus yang menjadi tempat mereka dikumpulkan, tempat itu
sangat tertutup dan rahasia. Dan bangunan itulah yang kemudian menjadi istana
bagi mereka, tempat mereka bersiap-siap untuk menanti customer.
"Seorang pencuri sarang wallet menemukan tempat peri-peri
pemetik air mata itu tak sengaja. Setelah berhari-hari menyelusup celah gua, ia
merasakan kelembapan udara yang tak biasa, hawa yang membuat kuduknya meriap,
dan menyadari dirinya telah tersesat dan tak akan lagi melihat dunia, karena
setiap kali bersikeras mencari jalan keluar ia justru merasa semakin dekat
dengan kematian. Kesepian gua itu begitu hitam dan mengerikan. Bahkan
kelelawar, ular dan lintah pun seperti memilih menjauhinya.”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya ketika ada seseorang yang masuk ke dunia hitam, dalam hal ini menjadi wanita malam, tentunya akan sangat sulit beranjak dari dunia itu, bahkan ketika mereka sudah mempunyai tekad untuk sadar, hal itu tak bisa mereka realisasikan begitu saja, bahkan jika mereka memaksa untuk keluar, keselamatan mereka akan terancam.
“Ketika akhirnya lelaki pencuri sarang wallet itu meninggalkan jazirah peri dan menemukan jalan pulang, ia membawa sekarung Kristal air mata yang kemudian dijualnya eceran. Kristal-kristal air mata itulah yang kini banyak dijajakan di pinggiran dan perempatan jalan”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya setiap orang-orang yang telah mencoba dan merasakan jasa wanita malam tersebut, bisa jadi mereka juga memberikan informasi tersebut ke orang banyak, yang ingin mendapatkan pengalaman seperti dirinya, bahkan tak sedikit juga mereka membawa wanita malam itu ke tempat-tempat yang sekiranya cocok untuk menjajakan diri.
Baca Juga: Apresiasi dan Kajian Nasakah Bebasari
“Dulu, semasa kanak, setiap kali melihat mamanya diam-diam menangis, Sandra selalu berharap, peri peri pemetik air mata itu muncul. Mamanya memang sering menangis, terisak malam-malam. Ia pun selalu menangis bila melihat mamanya menangis. Tapi Sandra berusaha menahan tangisnya karena mamanya pasti akan langsung membentak bila tahu ia menangis”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya,
tokoh mama yang merupakan wanita malam, selalu menyesal setiap kali mengingat
akan pekerjaannya yang hina itu, bahkan tokoh anak disini begitu prihatin
kepada nasib orangtuanya, dan kemudian malah berharap orangtuanya kembali
mendapatkan pelanggan dari informasi yang diberikan oleh para mucikari.
“Setiap kali datang musim semi, peri-peri itulah yang selalu
memetiki buah-buah yang telah ranum, yang membuat manusia tergoda untuk
menikmatinya”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya, mucikari selalu mencari cara untuk merekrut wanita-wanita muda/remaja, yang mau dan berpenampilan menarik, karena biasanya, para customer akan lebih suka dan tertarik dengan wanita-wanita muda.
“Suaminya tengah berbaring di ranjang ketika Sandra masuk kamar. Senyumnya masih tetap memikat, seperti saat pertama kali Sandra melihatnya, ketika suatu malam ia menyanyi disebuah kafe. Senyum yang membuat jatuh cinta, ia bukannya tak berdaya dengan senyum itu, namun senyum itu sejak mula memang telah membuatnya percaya, bahwa ia akan menemukan hidup yang lebih baik. Sandra memang tak ingin nasibnya berakhir seperti mamanya, digerogoti penyakit kelamin saat tua dan ditemukan mati tergorok di losmen murahan”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya, Sandra yang merupakan anak dari Tokoh “Mama” yang merupakan seorang wanita malam, sebenarnya tak ingin terjerumus di dunia gelap seperti halnya mamanya, namun karena faktor ekonomi, yakni ingin kehidupannya lebih baik dan terjamin, maka ia memutuskan untuk menjadi istri simpanan.
Baca Juga: Pengertian, Jenis, dan Konsep Dasar Analisis Kritik Sastra Feminisme
“Sandra ingin semua ini akan berjalan dengan baik seterusnya. Ia berusaha serapi mungkin menyembunyikan. Ia tak ingin Bita sedih”
Dari kutipan cerpen diatas, kami analisis kan bahwasannya, Tokoh Sandra tidak ingin anaknya tau bahwasannya ia hanyalah seorang istri simpanan, ia tak ingin anaknya sedih, karena dia ingin masa kanak-kanaknya Bita, dijalaninya dengan penuh kesenangan.